cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Nirmana
ISSN : -     EISSN : 02150905     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
NIRMANA Jurnal Deskomvis aims to: Promote a comprehensive approach to visual communication design incorporating viewpoints of different diciplines Strenghten academic exchange with other institution. Encourage designer, practicing, academic and others to conduct research and other similar activities.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2006): JULY 2008" : 6 Documents clear
DESAIN GRAFIS GAYA POP: STUDI KASUS SAMPUL ALBUM REKAMAN MUSISI INDONESIA Basuki, Milka; Lasiman, Lasiman; Widjoyo, Caroline
Nirmana Vol 8, No 2 (2006): JULY 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.616 KB) | DOI: 10.9744/nirmana.8.2.pp. 73-83

Abstract

A case study on cassettes record album’s covers of Indonesian musicians, which had chosen as research objects to find out whether there are influences of pop style graphic design which developed in Europe and America. Research is based on explanation about pop culture and its influences in art and design, especially in graphic design. Abstract in Bahasa Indonesia: Studi kasus pada sampul kaset album rekaman musisi Indonesia, dipilih sebagai obyek penelitian untuk melihat apakah mendapat pengaruh dari desain grafis gaya pop yang berkembang di Eropa dan Amerika. Penelitian didasarkan pada pembahasan pengaruh budaya pop dalam bidang seni dan desain, yang kemudian dikhususkan pada bidang desain grafis. Kata kunci: budaya populer, seni pop, gaya pop, musik pop.
COMPARATIVE STUDY OF NONGSHIM INSTANT NOODLE PACKAGING DESIGN IN SOUTH KOREA AND IN INDONESIA Natadjaja, Listia
Nirmana Vol 8, No 2 (2006): JULY 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.044 KB) | DOI: 10.9744/nirmana.8.2.pp. 84-91

Abstract

These days due to the global market development, there are many products that are marketed outside the local area. I found that there are differences between local and export design in Nongshim instant noodle packaging, marketed in South Korea and in Indonesia. This study, discusses the differences between packaging design elements of the famous instant noodle brand in South Korea. Hopefully, through this study, we can have a description of what kind of design elements should be kept and what kind of information should be added or changed for the export product. Abstract in Bahasa Indonesia: Saat ini dikarenakan perkembangan pasar global, banyak produk yang dipasarkan di luar area lokal. Penulis menemukan perbedaan yang menarik anmtara desain lokal dan desain yang diperuntukan untuk eksport pada kemasan mie instant merek Nohngshim yang dipasarkan di Korea Selatan dan di Indonesia. Pada studi ini, penulis ingin membahas perbedaan apa sajakah yang terdapat pada elemen-elemen desain kemasan sebuah merek mie instant yang terkenal di Korea Selatan. Diharapkan melalui studi ini, kita bisa mendapatkan sebuah gambaran elemen-elemen desain apa saja yang harus dipertahankan dan informasi apa saja yang harus ditambahkan atau dirubah untuk produk ekspor. Kata kunci: mie instant Nongshim, Korea Selatan, Indonesia, desain kemasan.
PERKEMBANGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI INDONESIA Tanudjaja, Bing Bedjo
Nirmana Vol 8, No 2 (2006): JULY 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/nirmana.8.2.pp. 92-98

Abstract

The awareness towards CSR (Corporate Social Responsibility), that should be integrated into a company's hierarchy as management's strategy and policy, is needed to attain balance between the business industry and the surrounding community. The essence and significance of CSR has not been wholly understood by businessmen, thus CSR only becomes textual and often implemented due to community demand. Abstract in Bahasa Indonesia: Kesadaran terhadap CSR (Corporate Social Responsibility) yang seharusnya telah terintegrasi dalam hierarki perusahaan sebagai strategi dan policy manejemen, diperlukan demi tercapainya sebuah keseimbangan dunia usaha antara pelaku dan masyarakat sekitar. Esensi dan signifikansi dari CSR masih belum dapat terbaca sepenuhnya oleh pelaku bisnis, sehingga CSR sendiri bagi sebagian pelaku bisnis baru sekedar wacana dan terkadang implementasinya berdasarkan atas tuntutan masyarakat. Kata kunci : corporate social responsibility, pelaku bisnis, masyarakat.
GRAFFITI DI INDONESIA: SEBUAH POLITIK IDENTITAS ATAUKAH TREN? (Kajian Politik Identitas pada Bomber di Surabaya) Wicandra, Obed Bima
Nirmana Vol 8, No 2 (2006): JULY 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/nirmana.8.2.pp. 51-57

Abstract

Graffiti is often seen as a way for young people to find their identities, or to merely show their existence. Because their actions are seen as destructive, they are also often confronted by the city's patrol units and even by the police. Their ”bomber” existence, that has become the youth subculture and viewed as deviance over the urban structure, are more and more accepted. Cynical views of them still exist however. In the 1980's, graffiti spread all over the city's walls, and often wrote about their gang's name or which school they are from. These were the things that spark violence between gangs. But today, graffiti seems to not only write about gang's names, but also present a more artistic look; not merely as tags. Then as lifestyles develop, with the support of mass media and foreign magazines and books that cover about graffiti and also the Internet, graffiti cannot be viewed anymore as a form of alternative politics, but only as a needed trend. Graffiti exists as their existence towards the signs of times that are represented by lifestyle trends. This is more strongly reflected than showing their identities that are full of difference ideology. Abstract in Bahasa Indonesia: Graffiti sering kali dipandang sebagai bentuk pencarian identitas anak muda atau untuk sekedar menunjukkan eksistensi mereka. Aksi mereka pun sering berhadapan dengan aparat kota (Satpol Pamong Praja) bahkan tidak jarang juga berhadapan dengan aparat kepolisian karena dipandang sebagai aksi yang merusak. Keberadaan bomber yang telah menjadi subkultur anak muda dipandang sebagai pemberontakan atas struktur urban semakin diterima. Meskipun di sisi lain pandangan yang sinis terhadap mereka tetap saja ada. Di era 1980-an, graffiti yang bertebaran di tembok-tembok kota sering menuliskan kelompok geng atau nama almamater sekolah. Hal-hal tersebut sering menjadi pemicu kekerasan antar kelompok, namun seiring perkembangan zaman, rupanya graffiti tidak sekedar menuliskan nama kelompok namun juga dikemas dengan cara yang lebih artistik dan tidak sekedar tagging belaka. Hingga kemudian seiring perkembangan gaya hidup yang ditopang oleh media massa maupun majalah dan buku-buku luar negeri yang membahas graffiti maupun dari internet, menjadikan graffiti tidak lagi dapat dipandang sebagai bentuk politik keberbedaan, namun hanya sekedar menjadi tuntutan tren saja. Graffiti hadir sebagai eksistensi mereka terhadap tanda zaman yang diwakili oleh tren gaya hidup dan hal ini lebih kuat tercermin daripada menunjukkan identitas mereka yang sarat ideologi keberbedaan. Kata kunci: graffiti, gaya hidup, tren, identitas, Surabaya, Indonesia.
PERANAN CYBORG DALAM FILM “I, ROBOT“ Hartanto, Deddi Duto
Nirmana Vol 8, No 2 (2006): JULY 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/nirmana.8.2.pp. 99-106

Abstract

Cyborg is a human reconstruction with the use of sophisticated technology. Cyborgs are made to move just like real humans. The application of cyborgs is through futuristic movies. This technology is the basis of our dreams that is beyond that also a detailed representation illustrated by the film directors and producers that try to bring people to step into the future's reality. The film I Robot gives detail about the robot-human relationship, where human involvement is replaced by the robots, and it is the humans' fault that the robots are able to fight them. Abstract in Bahasa Indonesia: Cyborg adalah salah satu hasil rekayasa manusia dengan menggunakan teknologi canggih. Cyborg dibuat digerakkan seperti manusia secara real. Aplikasi dari cyborg munculnya film–film dengan menggambarkan suasana masa depan . Teknologi inilah yang menjadi dasar impian manusia tidak hanya mimpi saja, tapi sebuah presentasi yang dipaparkan secara detail oleh para sutradara dan produser film mencoba mengajak manusia menginjak realitas masa depan. Film I Robot memaparkan bagaimana hubungan robot dan manusia, dimana peran manusia tergantikan peran robot, karena kesalahan manusialah robot bisa melawan manusia. Kata kunci: cyborg, representasi cyborg.
TEACHING VISUAL LITERACY THROUGH DIGITAL PHOTOGRAPHY AND IMAGING EXERCISES Pranayama, Aristarchus
Nirmana Vol 8, No 2 (2006): JULY 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/nirmana.8.2.pp. 58-64

Abstract

nts of visual communication design need the ability to analyze, compose, and interpret images that speak in a visual language. Teaching visual literacy is one way that enables students to be aware and critical about images that surround their lives everyday. Visual literacy gives students the ability to actively unravel and deconstruct codes given by an image, rather than become a passive receiver of it. As a method for teaching, exercises or challenges in creating or composing images can be a good complement in developing this ability, rather than mere analyzing. Digital photography is an excellent medium for this, since it is quick at capturing and producing many images that we want, and very lenient on mistakes or technical errors so students are less afraid to take risks and more productive. Through strategic exercises of digital photography and imaging, students can learn visual literacy in a very dynamic way; not only reading images, but also creating them and reinterpreting them through class presentations and discussions. Abstract in Bahasa Indonesia: Mahasiswa Desain Komunikasi Visual memerlukan kemampuan untuk menganalisa, membuat, dan menginterpretasi gambar-gambar yang berbicara dalam bahasa visual. Mengajarkan Visual Literacy adalah salah satu cara agar mahasiswa mampu menyadari dan kritis terhadap gambar-gambar yang ada di sekeliling kehidupan mereka sehari-hari. Visual Literacy memberi mahasiswa kemampuan untuk secara aktif mengungkap dan mendeskonstruksi kode-kode dari sebuah gambar, dari pada menjadi seorang penerima yang pasif. Sebagai metode pengajaran, penugasan untuk membuat gambar visual merupakan pelajaran tambahan yang baik untuk membangun kemampuan ini, selain hanya menganalisa gambar. Fotografi digital adalah media yang tepat untuk ini, karena cepat dalam merekam dan menghasilkan gambar-gambar yang kita inginkan, serta sangat fleksibel dalam kesalahan-kesalahan ataupun kekeliruan teknis, sehingga mahasiswa cenderung untuk tidak takut mengambil resiko dan lebih produktif. Lewat latihan-latihan yang dibuat secara strategis lewat fotografi digital dan digital imaging, mahasiswa dapat mempelajari visual literacy secara dinamis; tidak hanya belajar membaca gambar-gambar, tetapi juga menciptakan dan me-reinterpretasikan lewat presentasi dan diskusi dalam kelas. Kata kunci: metode mengajar, visual literacy, fotografi digital, digital imaging, desain komunikasivisual, analisis, interpretasi

Page 1 of 1 | Total Record : 6